Jam Tangan Emas & Bermerek, Tas | Uang Kembali Bernilai Tinggi! | JEWEL CAFÉ Indonesia

Sejarah Rolex berawal dari London. Saat ini, terdapat sekitar 600 pembuat jam di Swiss, banyak di antaranya yang sudah berdiri lebih dari 100 tahun lalu. Namun, hanya segelintir yang terus berkarya hingga kini tanpa henti. Salah satunya adalah Rolex. Pada tahun 1881, pendiri Rolex, Hans Wilsdorf lahir di tanah Bavaria, Jerman. Setelah kehilangan orang tuanya pada usia 12 tahun, ia bekerja di Clio Conten di La Chaux-de-Fonds, Swiss setelah lulus. Ia kemudian mendapat pekerjaan sebagai pengekspor jam tangan ke Inggris, di mana ia mengembangkan bakatnya sebagai pebisnis dan memperoleh pengalaman di usia muda. Setelah itu, pada tahun 1903, di usia 22 tahun, ia pindah ke London, di mana dua tahun kemudian, pada tahun 1905, ia mendirikan Wilsdorf & Davis, pendahulu Rolex. Lima tahun kemudian, dalam pencarian "kata yang kreatif dan mudah diucapkan oleh semua orang di dunia", merek yang kita semua kenal dan cintai saat ini, Rolex, pun diberi nama.

Perusahaan tersebut kemudian menandatangani kontrak pasokan dengan Egler, sebuah perusahaan Swiss yang ahli dalam pembuatan instrumen presisi, untuk memasok mesin jam tangan. Pada tahun 1910, perusahaan tersebut dianugerahi tingkat tertinggi dalam Uji Akurasi Resmi Swiss, dan pada tahun 1914, perusahaan tersebut dianugerahi hadiah tertinggi di Observatorium Kew. Tujuan Hans Wilsdorf berikutnya adalah mengembangkan casing yang kuat untuk melindungi mesin jam dari debu dan kelembapan. Pada tahun 1926, dengan bantuan Oyster Company, ia mengembangkan dan mematenkan casing yang terbuat dari blok logam berongga dengan mahkota berulir. Dengan itu, lahirlah Oyster Case, sinonim mekanik Rolex yang diwariskan hingga saat ini. Kemampuan Oyster Case ini dikenal dunia melalui acara soon-to-be-legend. Yaitu, penyeberangan Selat Dover oleh Nona Mercedes Gleitz, seorang stenografer di London, pada tahun 1927.

Ia mencapai prestasi ini dengan catatan waktu 15 jam 15 menit, dengan Rolex Oyster di pergelangan tangannya. Rolex yang masih berfungsi dengan baik dalam kondisi yang keras ini membuktikan kemampuan Oyster Case dalam menahan air, dan ini memicu percepatan pengembangan jam tangan anti air di seluruh industri pembuat jam. Dengan keberhasilan Oyster Case, Rolex membuat teknologinya dikenal dunia, tetapi langkah mereka selanjutnya adalah menciptakan mekanisme pemutar otomatis, pengembangan dari apa yang disebut perpetual. Pada tahun 1931, jam tangan ini menjadi jam tangan pertama di dunia yang mencapai mekanisme pemutar otomatis 360 derajat penuh, yang berhasil mengatasi inefisiensi pemutar otomatis yang sebelumnya menjadi masalah. Hal ini telah membuat lompatan besar ke depan dalam efisiensi pemutaran dan semakin meningkatkan kompetensi Rolex.

Casing Oyster Rolex yang terkenal dipasangi gerakan perpetual ini melahirkan Oyster Perpetual, yang dikenal sebagai "Bubbleneck" di pasar barang antik saat ini. Rotor yang digunakan untuk memutar pegas utama dipasang sehingga menutupi gerakan, membuatnya lebih tebal dari sebelumnya. Untuk mengakomodasi ini, casing belakang membengkak seperti gelembung, maka dinamakan demikian. Pada tahun 1945, Oyster Perpetual dilengkapi dengan penemuan baru yang revolusioner yang melahirkan model baru lainnya, DateJust. Seperti yang tersirat dari namanya, tanggal kalender akan langsung berubah saat waktu mencapai pukul 12 malam, itu adalah mekanik yang inovatif pada saat itu. Tiga penemuan utama Rolex, casing Oyster pada tahun 1926, mekanisme Perpetual pada tahun 1931, dan mekanisme Datejust pada tahun 1945, menandai penyelesaian visi Rolex tentang jam tangan praktis.